Sistem Pertanahan
(Grounding)
Definisi grounding
adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk meniadakan beda potensial
sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan langsung dibuang ke bumi.
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem
pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai
sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll.
Fungsi Grounding
adalah :
Perlindungan dari tegangan tinggi
Grounding dalam sistem instalasi
listrik berungsi untuk mengurangi atau menghindari bahaya yang disebabkan oleh
tegangan tinggi, misalnya bahaya petir dengan tegangan tinggi
Penstabil tegangan
Grounding dapat berfungsi untuk
menstabilkan tegangan pada banyak sumber tegangan. Jika tidak terdapat titik
referensi umum untuk semua sumber tegangan, akan terjadi kesulitan antar
masing-masing hubungan
Mengatasi arus yang lebih
Grounding juga berfungs untuk
mengatasi arus yang berlebih, karena sistem grounding ini menyediakan level
keselamatan baik kerusakan peralatan atau manusia
Karakteristik sistem pentanahan yang
efektif antara lain adalah:
- Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada terminal grounding harus merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.
- Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
- Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap komponen pada sistem grounding yang baik
- Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
- Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada potensial listrik yang sama.
Grounding bermakna sebagai tempat
pelepasan muatan listrik ke bumi, karena bumi merupakan sebuah masa yang sangat
besar sehingga mampu menerima muatan dan beban listrik, besar arus dan tegangan
berapapun dan menetralkannya. Jadi grounding adalah sebuah perangkat
instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus listrik kedalam bumi, keberadaan
grounding penangkal petir juga berfungsi sebagai pelepasan muatan arus
petir ke bumi. Grounding disebut juga sebagai elektroda bumi / sistem
pembumian. Grounding merupakan bagian terpenting dari sistem instalasi penyalur
petir. Jadi jika ingin instalasi penyalur petir anda bekerja dengan baik dan
aman, maka haruslah diperhatikan benar keadaan groundingnya. Grounding penyalur
petir pada prinsipnya sama dengan grounding listrik, sama - sama mencari nilai
R (resistan) yang kecil. Perlu diketahui dan diingat bahwa grounding penyalur
petir tidak boleh digabungkan / disatukan dengan grounding listrik. Hal ini
dikarenakan jika ada arus sambaran petir yang masuk dan grounding tidak bekerja
sebagaimana mestinya, maka arus tersebut akan mengalir juga ke rangkaian
listrik, hal ini akan berpengaruh buruk pada rangkaian listrik yang ada.
Grounding yang baik dan dipersyaratkan
adalah grounding dengan nilai tidak lebih dari 5 ohm. Nilai ini adalah nilai
resistan pembumian dari suatu grounding. Tetapi banyak customer yang pernah
berkerja sama dengan kami meminta hasil grounding penyalur petir mereka dibawah
1 ohm. Memang grounding yang baik adalah grounding yang mempunyai nilai
resistan pembumian mendekati 0 ohm. Yang terpenting adalah nilai resistan
pembumian tidak boleh melebihi 5 ohm, nilai dibawah 5 ohm juga sudah tidak
dipermasalahkan karena sudah memenuhi standart yang tertuang di PER-02/MEN/1989. Grounding juga berhubungan erat dengan resistan tanah,
dan nilai resistan tanah berhubungan dengan tekstur tanah di lingkungan
sekitar. Semakin kering dan berbatu daerah tersebut maka nilai resistan
tanahnya akan semakin besar, berbanding terbalik dengan kondisi tanah yang
basah dan cenderung berair. Resistan tanah yang besar akan mempersulit untuk
mendapat nilai resistan pembumian suatu grounding. Untuk menangani hal ini
diperlukan perlakuan dan teknik khusus agar didapat nilai grounding yang sesuai
dengan yang dipersyaratkan.
Nilai grounding akan berubah seiring
dengan berjalannya waktu, faktor yang paling mempengaruhi perubahan nilai
grounding adalah waktu dan kondisi tanah pada grounding tersebut. Untuk faktor
waktu, grounding yang baik dengan material grounding yang berkualitas akan
bertahan sangat lama. Tetapi untuk faktor kondisi tanah perlu diperhatikan jika
pada lingkungan tersebut apakah termasuk daerah yang korosif, apalagi jika
kadar korosifnya sangat tinggi. Hal ini menyebabkan material grounding akan
lebih cepat habis dan mempengaruhi hasil grounding nantinya. Maka dari itu
diusahakan untuk melakukan pengecekan grounding secara berkala dan rutin,
paling tidak 6 bulan atau 1 tahun sekali sebagai langkah preventive /
pencegahan. Sehingga penyalur petir akan berfungsi secara baik dan akan dapat
bertahan dengan waktu yang lama dan yang paling penting sesuai dengan standart
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Spesifikasi Material
Grounding, adalah :
Untuk spesifikasi
material grounding adalah jenis dan bahan yang akan digunakan sebagai grounding
sistem, baik untuk grounding penangkal petir, grounding listrik, grounding
mesin, grounding IT atau grounding untuk lain - lain. Sebenarnya spesifikasi
material grounding biasanya tergantung dari permintaan dan kebutuhan user. Ada
permintaan dengan spesifikasi yang sesuai standart saja, tetapi ada juga
spesifikasi dengan kualitas material yang sangat bagus. Tetapi itu semua
disesuaikan kebutuhan dan budget yang dimiliki oleh user. Tetapi pada dasarnya
semua itu hampir sama prinsipnya, memang konsekuensinya semakin bagus meterial
maka semakin baik, dan juga manfaat yang diperoleh akan semaik banyak. Terlepas
dari hal itu yang paling terpenting adalah spesifikasi material yang akan
digunakan sebagai grounding system harus sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh
perundangan pengawasan instalasi penyalur petir.
Material grounding yang biasa
dipakai adalah :
Bahan dari grounding ini
menggunakan kabel tembaga telanjang atau yang disebut dengan BC (Bare Copper).
Perlu diketahui untuk ukuran minimal luas penampang yang dipersyaratkan adalah
(50mm untuk elektrostatis) dan (35mm untuk konvensional). Kabel BC memiliki
ukuran luas penampang yang bervariasi mulai dari yang kecil sampai dengan
dengan yang besar (8mm, 16mm, 25 mm, 35mm, 50mm, 70mm, 90mm, 120mm). Ukuran
luas penampang perlu diperhatikan dikarenakan prinsip KHA (Kemampuan Hantar
Arus) sangat berpengaruh. Kemampuan hantar arus adalah tingkat kekuatan suatu
konduktor untuk menghantarkan / mengalirkan arus listrik dengan nilai tertentu
secara terus menerus dan berkelanjutan tanpa ada efek merusak yang akan
ditimbulkan nantinya. Pada umunya dilapangan kabel BC 50mm adalah spesifikasi
yang paling sering digunakan untuk grounding sistem.
2. Cooper Rod
Yaitu tembaga batangan
yang memilik panjang 4 mtr dan memiliki luas penampang ada beberapa varian.
Diantaranya 13 mm, 16 mm dan 19 mm. Ukuran tersebut yang biasa di pakai dalam
speck grounding. Adapun cara pemasangannya kita awali dengan pengeboran pada
lokasi ground terlebih dahulu kemudian setelah posisi ground sudah lubang maka
Cooper rod bisa dimasukkan secara perlahan. Jangan terlalu kencang dikarenakan rawan
patah ataupun bengkong. Hindari
proses pemukulan.
3. Ground Plat
Grounding plat disini
grounding yang bebrbentuk semacam palt yang memiliki sisi kiri 1 meter dan sisi
yang lain 1 meter. Untuk ketebalannya ada 2 mm, 3 mm ataupun 5 mm. Ini semua di
sesuakan sama kebutuhan di lokasi. Adapaun cara pemasangannya lokasi grounding
kita keduk terlebih dahulu sedalam yang di inginkan kemudian setelah selesai di
keduk maka ground plat dimasukkan secara perlahan. Tapi perlu diingat kalau
ground plat tidak terdapat kabel instalasinya. Oleh karena itu sebelum di
masukkan kedalam lubang grounding maka ground plat diberi kabel BC 50 mm yang
di klem ataupun di cadweld pada salah satu sisi ground plat tersebut. Alangkah
lebih bagusnya lagi ground plat tersebut diberi bubuk bentonit agar ground plat
tersebut lebih lembab bisa bertahan lebih lama.